PB XIII Mangkat, Sultan Jogja HB X Dijadwalkan Melayat ke Solo Besok
2 mins read

PB XIII Mangkat, Sultan Jogja HB X Dijadwalkan Melayat ke Solo Besok

Raja Keraton Yogyakarta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dijadwalkan untuk melakukan perjalanan ke Solo, Jawa Tengah. Kunjungan ini bertujuan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono XIII, yang telah meninggal dunia pada hari Minggu.

Keberangkatan Sultan dijadwalkan pada hari Selasa, sebagai bentuk dukacita dan penghormatan untuk almarhum. Dalam wawancaranya, beliau menyampaikan rasa belasungkawa yang mendalam atas kehilangan yang dialami oleh keluarga besar Keraton Surakarta.

Beliau menekankan betapa pentingnya tradisi dan hubungan antar keraton di daerah tersebut. Dalam sejarah panjang kedua keraton, hubungan ini selalu didasari rasa hormat dan keakraban yang mendalam.

Keberangkatan Sultan dan Pesan Bela Sungkawa

Pengumuman tentang keberangkatan Sultan ke Solo dilakukan saat beliau berada di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta. Saat itu, ia menyebutkan bahwa jadwal perjalannya adalah pada siang hari, bukan sehari setelahnya.

Sultan menyampaikan rasa duka cita yang dalam, baik dari dirinya pribadi maupun seluruh keluarga besar dari Keraton Yogyakarta. Penghormatan ini mencerminkan nilai-nilai luhur yang selalu dijunjung tinggi dalam tradisi keraton.

Dalam tradisi yang berlaku, Keraton Yogyakarta memutuskan untuk menghentikan bunyi gamelan sampai proses pemakaman Pakubuwono XIII selesai. Hal ini sebagai bentuk penghormatan terhadap almarhum dan keluarganya.

Tradisi dan Penghormatan yang Ditunjukkan

Henti bunyi gamelan hingga pemakaman merupakan salah satu tradisi yang sangat dihormati. Sultan menjelaskan bahwa kebiasaan ini sudah berlangsung lama, terutama ketika ada anggota keraton yang wafat.

Penghormatan melalui tradisi ini menggambarkan kedekatan emosional antar keraton di Yogyakarta dan Solo. Sudah sepatutnya setiap keraton menunjukkan rasa saling menghargai dalam menghadapi kehilangan seperti ini.

Selain itu, perilaku ini juga mencerminkan betapa keraton tidak hanya sekadar institusi pemerintahan, melainkan juga merupakan bagian dari budaya dan identitas masyarakat setempat. Tradisi ini menjadi pengingat akan pentingnya persatuan dan saling menghargai dalam masyarakat.

Rencana Pemakaman dan Lokasi

Jenazah Pakubuwono XIII dijadwalkan untuk dimakamkan di Kedhaton Girimulyo, Pajimatan Imogiri. Tempat ini juga menjadi lokasi pemakaman bagi beberapa raja sebelumnya, seperti Pakubuwono XII, XI, dan X.

Fitrihan, Camat Imogiri, memberikan informasi bahwa tempat makam tersebut telah disiapkan oleh para abdi dalem setempat. Keputusan untuk memakamkan raja di lokasi ini menunjukkan kesinambungan tradisi yang telah ada.

Meskipun jenazah akan sementara dimakamkan di Kedhaton, ada rencana untuk memindahkannya ke tempat yang lebih permanen setelah prosesi selesai. Hal ini mencerminkan perhatian yang mendalam terhadap penghormatan kepada almarhum.

Pemakaman akan dilakukan secara terhormat dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, termasuk penggalian liang lahat dan penyediaan keranda. Semua kegiatan ini menunjukkan betapa seriusnya tradisi ini dijunjung oleh masyarakat.

Sebelum proses pemakaman, akan dilakukan upacara pelepasan yang melibatkan seluruh keluarga kerajaan dan para abdi dalem. Ini menjadi momen yang sangat emosional bagi semua yang terlibat.