Lawatan Presiden ke Luar Negeri Hasilkan Investasi Triliunan
3 mins read

Lawatan Presiden ke Luar Negeri Hasilkan Investasi Triliunan

Kunjungan luar negeri yang dilakukan Presiden Prabowo Subianto menjadi sorotan utama saat ini. Rangkaian aktivitasnya telah menyumbangkan komitmen investasi triliunan dan memperkokoh posisi diplomasi Indonesia di sektor global.

Selama sepekan, Prabowo melakukan lawatan ke empat negara, dengan tujuan utama menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Kegiatan ini mencerminkan upaya Indonesia untuk memperkuat hubungan internasionalnya.

Teddy Indra Wijaya, Sekretaris Kabinet, menjelaskan bahwa kunjungan ini sangat penting untuk menjalin kerjasama yang lebih erat dengan berbagai negara. Hal ini menunjukkan bagaimana Indonesia berkomitmen untuk berkontribusi dalam isu-isu global yang dihadapi dunia saat ini.

Kunjungan Pertama di Jepang: Fokus pada Investasi dan Kerjasama

Jepang menjadi negara pertama yang disinggahi Prabowo, di mana ia mengunjungi Paviliun Indonesia di Expo Osaka 2025. Kunjungan ini tidak hanya bersifat simbolis tetapi juga strategis untuk menarik perhatian investor asing.

Dari laporan Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy, tercatat investasi mencapai USD23,8 miliar atau sekitar Rp380 triliun. Angka ini menunjukkan potensi besar yang bisa digarap Indonesia dalam meningkatkan kemandirian ekonomi.

Kehadiran Presiden di ajang internasional seperti Expo ini juga dimaksudkan untuk memperkenalkan produk dan budaya Indonesia kepada dunia. Dengan demikian, diharapkan akan terjadi peningkatan dalam jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia.

Pidato Bersejarah di Sidang Umum PBB

Setelah Jepang, agenda berikutnya adalah menghadiri Sidang Umum PBB di New York. Prabowo mendapat kehormatan untuk menyampaikan pidato pada urutan ketiga, setelah Brasil dan Amerika Serikat.

Pidatonya yang dinyatakan berani, tegas, dan konkret, mendapat respons positif dari berbagai pemimpin dunia. Hal ini meningkatkan reputasi Indonesia di mata internasional serta membuka peluang baru untuk kerjasama di berbagai bidang.

Banyak pemimpin negara yang menyampaikan apresiasi terhadap pidatonya, menandakan adanya ketertarikan terhadap pandangan Indonesia dalam menyikapi isu-isu global. Ini menunjukkan bahwa suara Indonesia pendengar dunia semakin didengar dan diterima.

Kunjungan yang Meningkatkan Hubungan dengan Kanada

Dari Amerika Serikat, Prabowo melanjutkan perjalanan ke Kanada, di mana ia menyaksikan penandatanganan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA). Kesepakatan ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan hubungan ekonomi antara kedua negara.

Dengan dihapusnya tarif untuk 90,5 persen barang dari Indonesia, diharapkan perdagangan antar negara akan semakin meningkat. Hal ini tentu saja menguntungkan kedua belah pihak dan membawa dampak positif bagi ekonomi Indonesia.

Pertemuan ini juga menegaskan niat Kanada untuk menjalin kerjasama yang lebih dekat dengan Indonesia dalam berbagai sektor, termasuk pendidikan dan teknologi modern. Ini juga menjadi momen penting dalam diplomasi Indonesia untuk memperluas jangkauan kerjasama internasionalnya.

Perkuatan Hubungan dengan Belanda dan Kembali ke Tanah Air

Prabowo kemudian melanjutkan perjalanan ke Belanda dan diterima secara resmi oleh Raja Willem-Alexander dan Ratu Máxima. Pertemuan ini menunjukkan komitmen Belanda untuk memperkuat hubungan bilateral dengan Indonesia.

Salah satu hasil signifikan dari pertemuan ini adalah kesepakatan antara Indonesia dan Belanda untuk mengembalikan sekitar 30 ribu benda dan artefak budaya. Hal ini sangat penting dalam konteks pelestarian sejarah dan budaya Indonesia.

Setelah rangkaian kegiatan yang padat, Prabowo kembali ke tanah air dengan segudang komitmen dan hubungan yang lebih kuat dengan negara-negara lain. Semua ini mencerminkan usaha Indonesia untuk mengukir pengaruh lebih besar di kancah internasional.