Ayah Tiri Ngaku Kresek Hitam Berisi Jasad Alvaro dan Bangkai Anjing
Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap kasus mengejutkan di mana Alex Iskandar diduga meminta tolong untuk membuang jasad Alvaro Kiano Nugroho, anak tirinya yang berusia enam tahun. Usai menjadi sorotan publik, penemuan jasad tersebut mengungkap detail yang sangat mengerikan tentang motif dan tindakan yang dilakukan oleh pelaku.
Menurut informasi yang diperoleh, Alex sempat meminta bantuan kepada seorang saksi dengan alasan bahwa jasad tersebut dibungkus dalam plastik hitam dan berisi bangkai anjing. Namun, kenyataan jauh lebih kelam dari itu, dan polisi mulai melakukan penyelidikan mendalam untuk menguak kasus ini.
Pada 9 Maret 2025, jasad tersebut diserahkan kepada saksi berinisial G, di kawasan Tenjo, Bogor, Jawa Barat. Penemuan ini menjadi titik awal investigasi yang lebih luas, terutama mengenai tindakan Alex dan latar belakang motivasi di balik perbuatannya.
Detail Penemuan Jasad Dan Keterlibatan Saksi
Dalam konferensi pers yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Adrian Satrio Utomo, menjelaskan bahwa saksi tersebut tidak mengecek kembali isi plastik sebelum jasad ditemukan. Penemuan ini terjadi pada 21 November, dan berhasil berkat kerja sama antara unit K-9 Mabes Polri serta Polda yang turut membantu mencaritahu identitas korban.
Setelah dilakukan penyelidikan lebih jauh, ditemukan bahwa jasad tersebut merupakan kerangka manusia, sangat mungkin milik Alvaro. Momen mencekam ini menyita perhatian publik dan mengungkap bagaimana seorang ayah dapat melakukan tindakan yang sangat brutal terhadap anaknya sendiri.
Aksi penculikan ini terjadi pada 6 Maret 2025 di sebuah masjid di Pesanggrahan, saat Alex menculik Alvaro. Pengakuan dari sejumlah saksi juga menunjukkan bahwa saat itu Alvaro terlihat sangat ketakutan, yang makin memperdalam luka di hati masyarakat.
Motif di Balik Kejahatan Sang Ayah
Dari hasil pemeriksaan terhadap alat bukti digital, petugas menemukan bukti yang menunjukkan adanya motif balas dendam dari Alex kepada istrinya. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, menyatakan bahwa Alex merasa kesal akibat perselingkuhan istrinya, yang berujung pada keputusan untuk menculik dan membunuh Alvaro.
Penyelidikan lanjutan menunjukkan bahwa pelaku merencanakan penculikan ini dengan sangat matang. Motif balas dendam ini dinilai sebagai indikator kuat dari perasaan sakit hati yang mendalam terhadap pihak-pihak tertentu, termasuk mantan istrinya. Dalam pengakuannya, Alex mengaku sudah merencanakan tindakan kejam ini jauh sebelum melakukan penculikan.
Pada waktu penculikan, ia mengklaim bahwa Alvaro berusaha melawan, tetapi situasi menjadi lebih menegangkan karena pelaku merasa tidak memiliki pilihan lain. Tindakan kejam ini menjadi sorotan banyak pihak dan membangkitkan rasa kemarahan di kalangan masyarakat.
Chronologi Kejadian yang Mengerikan dan Pengaruh Media
Setelah berhasil menangkap Alvaro, Alex menyimpan jasad putra tirinya di garasi rumahnya selama beberapa hari. Pengabaian terhadap jasad tersebut menunjukkan betapa kecilnya empati yang dirasakan oleh pelaku. Akhirnya, setelah tiga hari, Alex membungkus jasad Alvaro dengan plastik hitam sebelum membuangnya.
Pembuangan jasad dilakukan di Jembatan Cilalay di Tenjo. Ini terjadi pada 9 Maret 2025, pada malam hari, yang merupakan waktu di mana banyak orang tidak akan curiga. Tindakan ini menunjukkan kebengisan yang luar biasa, terutama karena tindakan tersebut dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya sendiri.
Media pun turut mengawal kasus ini dengan ketat, memicu respon dari berbagai lapisan masyarakat yang merasa geram dan prihatin dengan kejadian ini. Berita mengenai penculikan dan pembunuhan ini mengguncang publik, dan banyak yang meminta agar pelaku dihukum seberat-beratnya.
