Bangunan Lama Ponpes Sidoarjo Miring Akibat Tertimpa Gedung yang Ambruk
3 mins read

Bangunan Lama Ponpes Sidoarjo Miring Akibat Tertimpa Gedung yang Ambruk

Bangunan lama Pondok Pesantren Al Khoziny yang terletak di Buduran, Sidoarjo, mengalami kerusakan parah akibat tertimpa material beton dari gedung baru yang ambruk. Kejadian ini mengakibatkan bangunan tersebut miring dan menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang untuk segera melakukan penanganan yang tepat demi keselamatan para santri.

Peristiwa mengguncang ini berlangsung pada tanggal 29 September, saat banyak santri sedang melaksanakan Salat Ashar di dalam gedung yang mengalami keruntuhan. Tim penanganan bencana kini bekerja keras untuk menyelamatkan korban dan memastikan struktur bangunan yang masih ada bisa ditangani dengan aman.

Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tahap awal penanganan dilakukan dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap bangunan yang berisiko. Kolonel Inf Hery Setiono menyatakan bahwa bangunan lama tersebut rawan ambruk jika penanganan dilakukan sembarangan.

Pemeriksaan dan Penanganan Khusus Bangunan Yang Miring

Kondisi bangunan lama yang miring ini memerlukan pilihan teknik penanganan yang hati-hati. Menurut Hery, upaya untuk mengangkat material yang runtuh harus dilakukan dengan memperhatikan keamanan bangunan yang ada. Pengangkatan tanpa perhitungan yang cermat dapat memperburuk kondisi yang sudah ada.

Pengadaan penopang sementara untuk bangunan lama adalah langkah pertama yang ditempuh oleh tim teknis. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir risiko keruntuhan lebih lanjut ketika material penghancur diangkat dari lokasi. Penopang ini berfungsi untuk memberikan kestabilan sementara bagi struktur yang mengalami kemiringan.

Selanjutnya, metode pemotongan material runtuh akan dilakukan dengan melibatkan keahlian dari para ahli konstruksi. Spesialis dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) akan memberikan masukan teknis dalam proses pemotongan dan pengangkatan material untuk memastikan segala sesuatunya berjalan aman.

Pencarian Korban dan Upaya Evakuasi di Lokasi

Upaya mencari korban melibatkan berbagai tim SAR gabungan yang bekerja dalam kondisi yang cukup menantang. Hingga saat ini, sekitar 150 orang telah ditemukan, terdiri dari 104 yang selamat dan 53 yang meninggal, beberapa di antaranya dalam kondisi sulit dikenali. Penanganan terhadap pengidentifikasian korban menjadi prioritas yang sangat penting demi memberikan kejelasan bagi keluarga.

Proses evakuasi masih terus berlanjut. Tim SAR berusaha untuk menemukan 10 orang yang dilaporkan hilang. Penanganan koroner menjadi bagian dari respons bencana ini, seiring dengan keyakinan bahwa informasi perihal korban yang hilang bisa semakin jelas seiring berlangsungnya evakuasi.

Situasi di lokasi terus diperbarui, dan semua yang terlibat di dalamnya berusaha untuk memberikan setiap bantuan yang diperlukan. Memastikan keselamatan santri dan warga di sekitar pondok pesantren adalah prioritas utama pada kondisi darurat semacam ini.

Reaksi dan Solidaritas dari Masyarakat Lingkungan

Kejadian ini memicu reaksi beragam dari masyarakat sekitar yang turut bersimpati. Banyak yang datang ke lokasi untuk memberikan bantuan baik materi maupun moril kepada mereka yang terkena dampak. Komunitas lokal menunjukkan solidaritas yang tinggi dalam momen sulit ini.

Secara keseluruhan, masyarakat berupaya untuk saling membantu meringankan beban para santri dan pengurus pondok pesantren. Ini terlihat dari berbagai inisiatif untuk mendukung proses evakuasi dan pemulihan di area sekitar yang terdampak.

Aksi solidaritas ini memperlihatkan betapa pentingnya semangat gotong royong dalam situasi genting. Harapan untuk pemulihan cepat menjadi keyakinan banyak pihak, tak hanya para ahli tetapi juga masyarakat luas yang peduli.