Polisi Akan Lakukan Tes DNA Jasad Diduga Bocah Hilang Selama 8 Bulan
2 mins read

Polisi Akan Lakukan Tes DNA Jasad Diduga Bocah Hilang Selama 8 Bulan

Kepolisian di Jakarta Selatan sedang menjalankan penyelidikan terkait penemuan kerangka yang diduga merupakan jasad bocah laki-laki bernama Alvaro Kiano Nugroho, yang hilang selama delapan bulan. Penemuan ini mengundang perhatian publik dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang apa yang sebenarnya terjadi pada anak tersebut.

Alvaro dilaporkan hilang sejak Maret 2025, dan selama periode tersebut, keluarga dan pihak berwajib berusaha mencari jejaknya. Kini, penemuan kerangka yang diduga miliknya memicu serangkaian tes DNA dan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan identitasnya.

Detail Penemuan Kerangka dan Proses Identifikasi

Pihak kepolisian menyatakan bahwa kerangka manusia yang ditemukan perlu pemeriksaan laboratorium forensik untuk memastikan bahwa itu adalah Alvaro. Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, menyampaikan bahwa sampai saat ini, mereka masih mendalami kasus ini dan akan memberikan informasi lebih lanjut kepada publik.

Proses tes DNA sangat penting dalam situasi ini, karena dapat memberikan bukti yang kuat mengenai identitas jasad yang ditemukan. DNA adalah materi genetik yang unik bagi setiap individu, sehingga analisis ini menjadi krusial dalam menentukan kepastian identitas Alvaro.

Sebelumnya, polisi juga mengungkapkan bahwa mereka telah menangkap seorang tersangka yang diduga terlibat dalam hilangnya Alvaro. Namun, mereka belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait alasan atau penyebab kematian bocah tersebut.

Kendala dalam Penyidikan Kasus Hilangnya Alvaro

Dalam penyelidikan, pihak kepolisian menghadapi beberapa kendala, salah satunya adalah hilangnya rekaman dari kamera pengawas di sekitar lokasi rumah korban. Rekaman tersebut dihapus setiap hari, sehingga menyulitkan penyidik dalam mencari bukti-bukti yang dapat membantu mereka.

Keluarga Alvaro juga mengaku bahwa laporan mengenai hilangnya anak tersebut tidak segera dilakukan pada hari kejadian. Hal ini membuat tim penyidik kesulitan dalam mendapatkan informasi dan saksi yang akurat.

Informasi yang dihimpun oleh petugas berasal dari berbagai sumber, termasuk saksi, sekolah, dan interaksi di media sosial seperti Instagram. Berbagai saluran aduan pun dibuka untuk mempermudah masyarakat memberikan informasi yang mungkin bisa membantu penyidikan.

Perspektif Keluarga dan Kasus Penculikan

Kakek Alvaro, Tugimin, memiliki kecurigaan bahwa cucunya diculik oleh seorang pria yang mengaku sebagai ayahnya. Dugaan ini menambah faktor kompleks dalam kasus ini, mengingat terdapat kemungkinan adanya penculikan yang melibatkan orang lain.

Ciri-ciri terakhir yang dapat diingat oleh keluarga mengenai Alvaro antara lain adalah dia mengenakan kaos hitam, celana panjang hitam, dan sandal hitam. Informasi fisik lainnya juga disampaikan, yaitu tubuhnya kurus, kulit gelap, rambut cepak, dan terdapat lesung pipi.

Keluarga Alvaro terus berharap agar cepat terungkap apa yang terjadi pada anak tersebut dan mencari keadilan. Mereka menginginkan hasil penyelidikan yang transparan agar tidak ada lagi anak-anak yang menjadi korban serupa di masa mendatang.