Polisi Selidiki HP dan Laptop Mahasiswa Unud Setelah Diduga Bunuh Diri
Ketidakpastian dan kesedihan melanda keluarga besar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Udayana, setelah kabar duka mengenai kematian Timothy Anugerah Saputra, seorang mahasiswa berusia 22 tahun. Kejadian tragis ini tidak hanya mengguncang lingkungan kampus tetapi juga menimbulkan berbagai pertanyaan tentang penyebab di balik insiden tersebut.
Pihak kepolisian daerah setempat mulai melakukan penyelidikan intensif untuk menguak fakta-fakta yang mungkin berhubungan dengan kematian Timothy. Salah satu langkah penting yang diambil oleh Polda Bali adalah memeriksa perangkat pribadi milik korban, seperti ponsel dan laptop, untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
“Kami berusaha memahami apa yang sebenarnya terjadi melalui perangkat yang dimiliki korban,” ujar Komisaris Besar Polisi Ariasandy dalam konferensi pers di Denpasar. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinan adanya tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Timothy berencana untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Investigasi Lebih Dalam Terkait Penyebab Kematian
Awalnya, akses polisi ke ponsel dan laptop Timothy terhalang oleh penolakan dari pihak keluarga. Ibu korban telah menandatangani surat pernyataan yang melarang pengusutan lebih lanjut secara hukum mengenai kematian anaknya.
Namun, setelah pihak kepolisian memberikan penjelasan terkait pentingnya penyelidikan ini, ponsel dan laptop korban akhirnya diserahkan kepada Direktorat Reserse Siber Polda Bali untuk diperiksa lebih jauh. Penyelidikan ini bertujuan untuk menggali informasi yang mungkin memberi petunjuk mengenai peristiwa yang menimpa Timothy.
Ariasandy menjelaskan bahwa hasil investigasi akan dibuka untuk publik setelah selesai dilakukan penyelidikan secara menyeluruh. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kejelasan dan menciptakan transparansi sehingga tidak ada spekulasi liar di masyarakat.
Analisis Video Perekaman CCTV di Lokasi Kejadian
Polda Bali juga mengungkapkan bahwa mereka telah memeriksa rekaman CCTV di Gedung FISIP Universitas Udayana, berfokus pada rentang waktu yakni 15 hingga 20 Oktober 2025. Penyelidikan ini dilakukan untuk melihat apakah ada bukti-bukti visual yang bisa membantu mendalami situasi di sekitar saat kematian Timothy terjadi.
Sayangnya, dari hasil pemeriksaan, pihak kepolisian menyatakan tidak menemukan rekaman yang mengarahkan kepada lokasi yang diduga menjadi tempat korban mengakhiri hidupnya. Semua CCTV yang ada di lantai 4 tampaknya tidak memberikan informasi yang berguna.
“Ada tiga CCTV yang terpasang, tetapi semuanya statis dan tidak menjangkau lokasi di mana korban diduga melakukan aksi bunuh diri,” jelasnya. Hal ini semakin menambah misteri di balik kematian Timothy dan memicu kekecewaan di kalangan masyarakat dan keluarga.
Detil Kejadian dan Tindakan Setelahnya
Tragedi ini terjadi pada Rabu, 15 Oktober, ketika seorang mahasiswa di Universitas Udayana berinisial TAS ditemukan terjatuh dari lantai empat gedung kampus FISIP. Penemuan ini mengejutkan banyak pihak, terutama teman-teman dan dosen yang mengenal sepenuhnya sosok Timothy.
Setelah terbujur kaku, korban segera dilarikan ke RSUP Prof. Ngoerah di Denpasar. Sayangnya, kondisi luka yang parah membuat usaha para medis untuk menyelamatkannya menjadi sia-sia.
Insiden ini pun menggugah perhatian masyarakat luas, terutama mengenai isu kesehatan mental di kalangan mahasiswa. Apa yang dialami Timothy bisa jadi merupakan refleksi dari tantangan psikologis yang dihadapi oleh banyak pelajar di pendidikan tinggi.
