Ratusan Siswa SD SMP dan MAN di Sleman Keracunan Makanan Berat Gastroenteritis
2 mins read

Ratusan Siswa SD SMP dan MAN di Sleman Keracunan Makanan Berat Gastroenteritis

Dalam beberapa pekan terakhir, terjadi kejadian yang mengkhawatirkan di kawasan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Ratusan siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi hidangan Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disediakan di sekolah mereka.

Informasi awal menyebutkan bahwa ada sekitar 214 siswa yang mengeluhkan gejala keracunan. Dari angka tersebut, pihak berwenang baru mendata murid-murid yang dirawat di fasilitas kesehatan terdekat, yaitu Puskesmas Mlati I.

Para siswa yang terlibat dalam insiden ini berasal dari beberapa sekolah, termasuk Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3, SMPN 2 Mlati, dan SD Jombor Lor. Menurut data yang diperoleh, MAN 3 Sleman tercatat memiliki 20 siswa, SMPN 2 Mlati 55 siswa, dan SD Jombor Lor 13 siswa yang menunjukkan gejala yang sama.

Gejala yang Dialami Siswa Usai Mengkonsumsi Makanan

Siswa yang terpaksa dilarikan ke Puskesmas mengeluhkan berbagai gejala, seperti pusing dan diare. Arifin, Camat Mlati, menjelaskan bahwa sebagian besar pasien mengalami diare, sementara beberapa lainnya merasakan pusing yang mengganggu aktivitas mereka.

Setelah mendapatkan perawatan, banyak siswa hanya membutuhkan rawat jalan. Hanya satu siswa yang memerlukan perawatan intensif dengan infus, tetapi tidak ada yang dirujuk ke rumah sakit lebih lanjut.

Pihak puskesmas terus memantau kondisi para siswa dan memberikan penanganan yang diperlukan. Seluruh siswa yang mengalami gejala diharapkan segera pulih dan kembali ke aktivitas belajar mereka.

Analisis Menu Makan Bergizi yang Disediakan

Menu MBG yang disajikan kepada siswa diketahui terdiri dari beberapa hidangan, termasuk opor ayam, tahu, dan acar. Para siswa dari MAN 3 Sleman dan SMPN 2 Mlati mengonsumsi makanan ini pada Kamis, sementara siswa SD Jombor Lor mengonsumsinya di pagi hari Jumat.

Pihak sekolah memperkirakan kemungkinan penyebab keracunan berasal dari menu yang disajikan pada dua hari tersebut. Menu yang disajikan kepada siswa SD pada pagi hari masih dalam penyelidikan.

Pengelola acara MBG bekerja sama dengan pihak sekolah dan puskesmas untuk menyelidiki sumber masalah. Analisis terhadap makanan yang disajikan sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya.

Tindakan yang Diambil oleh Pihak Berwenang

Setelah kejadian ini, pihak sekolah dan pemerintah setempat segera berkoordinasi untuk menangani insiden ini. Mereka melakukan pengawasan ketat terhadap proses penyajian makanan untuk memastikan keamanan bagi siswa di masa depan.

Arifin menjelaskan bahwa kejadian ini tidak hanya menjadi perhatian bagi pihak sekolah, tetapi juga melibatkan Muspika serta SPPG terkait. Semua pihak berusaha untuk menemukan akar permasalahan yang menyebabkan keracunan ini.

Keberhasilan dalam menangani masalah ini akan menjadi tolak ukur bagi kepercayaan masyarakat terhadap program Makan Bergizi Gratis di wilayah tersebut. Setiap langkah yang diambil akan dinilai secara teliti untuk menghindari insiden serupa terjadi di masa mendatang.