Transformasi UMKM ke Era Digital, Ini Pesan Menteri UMKM
Transformasi UMKM – Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menegaskan pentingnya adopsi teknologi digital bagi pengusaha UMKM untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing di pasar yang semakin kompetitif. Dalam peresmian Pasar Umum Negara di Kabupaten Jembrana, Bali, Maman menekankan bahwa pelaku usaha UMKM harus mulai beradaptasi dengan ekosistem digital untuk mengoptimalkan potensi bisnis mereka.
Pasar Umum Negara, yang baru saja direvitalisasi, diharapkan menjadi pusat perekonomian dan inovasi bagi para pengusaha UMKM setempat. Dengan fasilitas baru dan infrastruktur yang lebih modern, pasar ini diharapkan tidak hanya mendukung perdagangan lokal tetapi juga memotivasi pelaku usaha untuk memanfaatkan teknologi dalam kegiatan operasional mereka.
“Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan. Kita harus membangun UMKM yang siap menghadapi tantangan era digital,” ujar Maman, seraya mendorong para pelaku usaha untuk mengadopsi strategi berbasis teknologi guna memperluas pasar mereka dan meningkatkan efisiensi bisnis.
Transformasi digital bagi UMKM diyakini dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi, khususnya di daerah-daerah seperti Jembrana, yang memiliki potensi besar untuk berkembang dengan dukungan teknologi.
Belajar dari Pasar Tanah Abang, Menteri UMKM Dorong Digitalisasi di Jembrana
Dalam peresmian Pasar Umum Negara di Kabupaten Jembrana, Bali, Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengingatkan pentingnya kesiapan UMKM dalam menghadapi tantangan zaman, khususnya melalui adopsi ekosistem digital. Maman mencatat kondisi Pasar Tanah Abang di Jakarta, yang kini mulai mengalami penurunan aktivitas, sebagai pelajaran berharga bagi pelaku UMKM di daerah.
“Kabupaten Jembrana memang berbeda dengan Jakarta karena arus media sosial di sana luar biasa. Tapi 5-10 tahun lagi akan sama kondisinya,” ujar Maman. Ia menekankan bahwa perkembangan teknologi dan penggunaan media sosial sebagai alat pemasaran akan menjadi kebutuhan utama di masa depan.
Maman mengajak pelaku UMKM di Jembrana untuk mulai menyosialisasikan produk mereka melalui media sosial atau platform digital lainnya. Menurutnya, dengan fasilitas pasar yang telah direvitalisasi, inilah saat yang tepat untuk memulai transformasi menuju digitalisasi bisnis.
“Setelah terbangunnya pasar ini, mari mulai mengajak UMKM belajar menyosialisasikan produk melalui media sosial atau media digital. Supaya 10 tahun ke depan sudah siap terhadap tantangan zaman,” lanjut Maman.
Dengan langkah ini, diharapkan UMKM di Jembrana dapat berkembang secara berkelanjutan dan mampu bersaing di tingkat nasional maupun global, menjadikan digitalisasi sebagai katalis utama untuk pertumbuhan ekonomi lokal.
Super Apps: Langkah Konkret Digitalisasi UMKM di Indonesia
Untuk mendorong adopsi teknologi digital di kalangan pengusaha UMKM, Menteri UMKM Maman Abdurrahman mengumumkan rencana peluncuran Super Apps, sebuah aplikasi yang dirancang khusus untuk memfasilitasi UMKM di seluruh Indonesia dalam memasarkan produk secara digital.
“Maka dari itu program di awal kami akan buat Super Apps untuk seluruh pengusaha UMKM di Indonesia,” ujar Maman. Aplikasi ini akan menjadi platform terpadu yang menyatukan UMKM dari berbagai daerah, memungkinkan mereka memasarkan produk secara efektif di dunia maya.
Pemerintah juga akan bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kementerian atau lembaga, serta BUMN, untuk memastikan peluncuran aplikasi ini berjalan lancar dan bermanfaat bagi seluruh pelaku usaha kecil. Dengan Super Apps ini, pengusaha UMKM akan memiliki akses yang lebih mudah untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan memanfaatkan peluang di era digital.
Maman menekankan pentingnya kesiapan UMKM untuk menghadapi perubahan ekonomi dalam 10 tahun ke depan, di mana media online akan menjadi elemen utama dalam menjalankan bisnis. “Hal ini untuk mengamankan ekonomi kelas bawah yang diprediksi 10 tahun ke depan akan harus akrab dengan media online,” jelasnya.
Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mendukung digitalisasi UMKM, menciptakan ekosistem bisnis yang lebih inklusif, efisien, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.
Digitalisasi UMKM: Target 30 Juta UMKM Onboarding Digital
Pemerintah Indonesia terus mendorong digitalisasi UMKM dengan target ambisius sebanyak 30 juta UMKM onboarding ke ekosistem digital. Hingga saat ini, sebanyak 25,54 juta UMKM telah berhasil masuk ke ekosistem digital, meningkat signifikan dari 22 juta pada tahun 2023.
Langkah ini mencakup berbagai upaya, seperti penerapan pembayaran non-tunai melalui QRIS, promosi digital, hingga pemanfaatan platform daring untuk memperluas pasar. Dengan digitalisasi ini, UMKM tidak hanya lebih efisien dalam operasional tetapi juga memiliki peluang untuk menjangkau konsumen lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman juga menyoroti peran pasar sebagai pusat perekonomian yang tidak hanya berfungsi untuk transaksi, tetapi juga sebagai bagian penting dalam kehidupan sosial masyarakat. “Kalau melihat pasar zaman dulu bukan hanya tempat transaksi ekonomi, tapi juga menjadi tempat berkumpul komunitas. Sebagai tempat berkomunikasi dan bertukar pikiran,” ujarnya.
Digitalisasi tidak hanya merevolusi cara UMKM berbisnis, tetapi juga menghidupkan kembali peran pasar sebagai pusat ekonomi modern yang terhubung dengan teknologi. Dengan langkah ini, UMKM Indonesia diharapkan semakin kuat dan mampu bersaing di era globalisasi.
Target Digitalisasi UMKM dan Revitalisasi Pasar Umum Negara: Menuju Jembrana Emas 2026-2027
Pemerintah terus mendorong transformasi digital UMKM dengan target 30 juta UMKM onboarding ke ekosistem digital. Hingga kini, sebanyak 25,54 juta UMKM telah masuk ke dunia digital, naik signifikan dari 22 juta pada tahun 2023. Digitalisasi ini meliputi penggunaan pembayaran non-tunai melalui QRIS, promosi melalui platform digital, dan pemanfaatan pasar daring untuk memperluas jangkauan konsumen.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menekankan bahwa peran pasar tidak hanya sebagai tempat transaksi ekonomi tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial. “Kalau melihat pasar zaman dulu bukan hanya tempat transaksi ekonomi, tapi juga menjadi tempat berkumpul komunitas, sebagai tempat berkomunikasi dan bertukar pikiran,” ujarnya.
Di lokasi yang sama, Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, berbagi cerita tentang tantangan dalam revitalisasi Pasar Umum Negara. Pasar yang telah berdiri selama 65 tahun ini membutuhkan relokasi hampir seribu pedagang selama proses revitalisasi. “Awalnya banyak demo, dan kami hadapi pelan-pelan hingga akhirnya bisa berjalan,” kata Nengah Tamba.
Revitalisasi pasar ini mencakup lahan seluas 24.146 meter persegi, dengan dua gedung utama masing-masing dua lantai, mencakup total luas gedung 17.652 meter persegi. Pasar ini tidak hanya menjadi pusat ekonomi rakyat tetapi juga menghadirkan ruang diskusi untuk anak muda dan aktivitas budaya, seperti festival otomotif dan kuliner.
Sebagai bagian dari rencana besar Jembrana Emas 2026-2027, Bupati Nengah Tamba mengungkapkan program strategis lainnya, yaitu menghadirkan sentra tenun yang melibatkan 122 UMKM. “Kami punya banyak tenun, dan kami kumpulkan. Sentra tenun ini nantinya diharapkan bisa terwujud di 2026-2027,” ujarnya.
Revitalisasi Pasar Umum Negara dan program digitalisasi UMKM ini diharapkan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi di Jembrana, menciptakan ekosistem yang mendukung kolaborasi antara pelaku usaha kecil, budaya lokal, dan teknologi modern.
Baca juga artikel kesehatan lainnya.